Zahratul 'Aini - Alumni MA. Ummatan Wasathan PTR Angkatan XIII |
Ingin kukisahkan pengalaman indah dalam hidupku lewat tulisan singkat ini,
kisahku ini tentang sebuah tempat yang kusebut sebagai syurga satu menara, yang
membuat ku pernah merasa bangga dengan sebutan santri yang disandangkan padaku.
Pengalaman yang pernah kulalui saat aku menyandang gelar itu dengan rasa yang
tak dapat ku gambarkan. tempat itu ku sebut Pesantren Teknologi Riau. Berada di
pinggir riuh nya perkotaan, tempat yang bersahabat dengan alam, dan yang paling
kuingat itulah tempat dimana aku bisa mengetahui bagaimana untuk menjalani
kehidupan yang sebenarnya.
Aku Zahratul ‘Aini , seorang mahasiswa sastra arab yang sedang duduk diambang-ambang akhir untuk meraih gelar sarjana. Gelar mahasiswa ku kini tak terlepas dari kedudukan ku dulu sebagai seorang santri. Kisahku menjadi santri dipesantren teknologi riau bermula ketika aku meminta kepada ayah untuk memasukkan ku ke salah satu pesantren yang dapat mengembangkan bakat dan minat ku, aku ingin mendapatkan tempat yang mengajarkan ku tidak hanya memperdalam ilmu agama juga dapat menegenalkan ku dengan hal-hal baru yang bermanfaat. Setelah kami sekeluarga menyusuri beberapa pondok pesantren yang berada di provinsi Riau akhirnya ayahku membawa ku dipemberhentian terakhir pencarian kami, tempat dimana ayah ku mengatakan dengan tegas kepadaku “ istiqomahkan niatmu di tempat ini” ya kata-kata ini masih terngiang diingatanku.
Waktupun terus berjalan. Segala administrasi pendaftaran telah diselesaikan, peralatan yang harus ku bawa pun telah dibereskan begitu lengkap, Akupun sampai ke pondok itu, dihari pertama aku sudah bisa mendapatkan teman-teman yang begitu ramah. Aku tak berhenti berbagi canda dan tawa dengan teman-teman yang seangkatan dengan ku, setiap waktu sholat akan tiba kami harus bersiap-siap untuk berangkat ke masjid guna melaksanakan sholat berjama’ah dan kegiatan keislaman lainnya.
Selepas sholat subuh, kami dikumpulkan oleh para senior untuk diberikan kosa-kata bahasa arab, kegiatan itu membuat ku menanamkan mimpi bahwa aku bisa berdiri disitu untuk dapat seperti mereka gumamku dalam hati. Selain untuk dihafal kosa kata yang diberikan pun harus kami guanakan untuk berkomunikasi dilingkungan pondok.
Selepas mendapat kan bahan bakar kosa kata bahasa arab, kami pun kembali keasrama untuk bersiap-siap berangkat kesekolah, disekolah kami diajarkan ilmu pengetahuan yang luar biasa, diajarkan oleh pendidik yang juga begitu kompeten. Kami berdiskusi dan saling berbagi ilmu di waktu jam sekolah. Di sekolah juga mengadakan program tahfiz Al-qur’an yang membuat kebahagiaan ku semakin bertambah, aku begitu bahagia bisa selalu dalam lingkungan penghafal Al-qur’an .
Seiring berjalannya nya waktu di waktu kelas XI pertama kalinya aku dikenalkan ilmu pertanian, kami diajarkan bagaimana menanam bawang, yang sebelumnya aku tak pernah tahu tentang hal itu. yang aku tahu Cuma mengkonsumsinya saja. Berkat bergabung di program pertanian ini pula aku dapat pertama kalinya merasakan naik pesawat, kami melakukan study tour ke jogjakarta. Mengunjungi universitas-universitas ternama disana, dan menggali ilmu yang begitu banyak. Ini adalah pengalaman yang luar biasa.
Ditahun tahun terakhir aku menjadi santri, aku dan teman-teman ku membuat sebuah acara yang menampilkan bakat minat santri yang disebut dengan panggung gembira. Rasa kekeluargaan dan persaudaraan sangat-sangat tertanam saat itu, ketika kami menjadi panitia disaat itu.
Hari-hari berlalu tiba saat nya kami aku dan teman-teman seperjuanganku akan berpisah, pihak pondok menyelenggarakan acara wisuda untuk kami begitupun untuk alumni-alumni sebelumnya, karena diacara itulah kami saling meminta maaf dan saling memberikan salam perpisahan kepada sesama, kepada guru dan adik-adik yang sedang melanjutkan perjuangan.
Saat sudah berganti status menjadi mahasiswa, diawal menjalani hari ku menjadi mahasiswa aku merasa ada hal yang kurang, dulu disaat aku dipesantren aku selalu merasa diawasi dan selalu diatur sehingga aku dapat disiplin dengan diri ku, namun saat ini aku harus berusaha menerapkan kedisiplinan itu di lingkungan yang berbeda.
Aku berharap agar pondok Pesantren Teknologi Riau selalu jaya dan terus berkembang agar dapat mencetak para penerus bangsa menjadi penegak agama islam dimuka bumi. Aku sangat amat begitu bangga pernah menjadi bagian dari pondok ini.
Tidak ada komentar: