Hayatun Sakinah S.Pd - Alumni MA. Ummatan Wasathan PTR Angkatan IX |
Alhamdulillahirobbil'alamin, semoga kita semua selalu sehat dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. AamiinAamiin Ya RobbalAlamiin. Semoga Corona atau segala macam penyebaran virus segera berakhir dan kita bisa kembali beraktifitas seperti biasanya.
Saya Hayatun Sakinah S.Pd, alumni angkatan ke-9 di Pondok Pesantren Teknologi Riau. Tepatnya saya santriwati tamatan pada tahun 2014 lalu. Berkelahiran di Pasir Pengarayan pada 26 Agustus 1996 dan telah menetap di Pekanbaru Kota Bertuah ini sejak masih kecil hingga kini.
Sebelumnya terimakasih kepada pihak Pondok Pesantren yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk bercerita sedikit di website ini, berbagi pengalaman, nasihat, ataupun kisah selama masih berumah tiga tahun di Pondok Pesantren Teknologi Riau.
Bagi saya, untuk bisa masuk Pesantren pada masa itu bukanlah hal yang mudah. Keinginan masuk Pesantren sudah ada sejak masih Sekolah Dasar namun baru tercapai setelah tamat MadratsahTsanawiyah. Itu juga karena rezeki yang tiba-tiba Allah datangkan. Kata Allah "Kun Fayakun". Tentu saja saya, terutama orang tua juga tak menyangka, doa terkabul dalam waktu yang sudah hampir masuk sekolah. Padahal saat itu, saya sudah dinyatakan lulus jurusan Akutansi disalah satu SMK Pekanbaru dan hari esoknya adalah hari Masa Orientasi Siswa disana. Namun qodarullah sorenya, Bapak berkabar kalau saya akan didaftarkan Pesantren Besok Pagi. Alhamdulillah, sangat bersyukur sayapun mengambil kembali berkas dan ijazah di SMK tersebut, kemudian langsung mendaftar ke Pesantren yang dua hari lagi juga akan MOS.
Pondok Pesantren nan indah Pemandangan, kehijauan yang masih asri serta udara segar menyehatkan pancaindera, kecuali jika terjadi kabut asap di Riau ya, hihi...Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi Pondok Pesantren Teknologi Riau. Bukan hanya itu sih, tapi banyak lagi hal-hal yang menjadi kelebihan tersendiri dan kesyukuran saya selama berada di Pondok Pesantren ini. Simak ceritanya ya...
Istilah "Penjara Suci" baru saya dengar ketika berada di Pondok Pesantren. Entah bagaimana ceritanya sehingga Pondok Pesantren bisa dikatakan sebagai penjara yang suci hingga kini. Bagi saya sendiri, istilah tersebut dapat diartikan sebagai tempat tertutup yang dipenuhi dengan kebaikan-kebaikan. Suatu lingkungan yang memiliki batasan-batasan dan aturan-aturan tertentu yang bertujuan untuk memberikan pengaruh positif, pendekatan kepada Allah SWT bagi sesiapa saja yang menetap tinggal disana. Tentu saja pengaruh dunia luar yang liar dan buruk, persentase nya lebih sedikit jika dibandingkan kehidupan di luar pesantren.
Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar dalam pembentukan karakter kepribadian pada masa remaja saat itu, saya sendiri banyak sekali hal yang sudah dirasakan, pahit manis asam asin apapun itu, semua telah menjadi lauk pauk yang sudah disantap dan menjadi darah daging saat ini. Semoga perumpamaan diatas bisa dimengerti.
Sejujurnya fikiran saya sebelum masuk Pondok jauh sekali perbedaannya dari apa yang sudah saya rasakan. Sebelumnya, saya berfikir semua orang di Pesantren akan ber "fastabiqul Khoirot" berlomba lomba dalam kebaikan, shalat jamaah di masjid, belajar dan sebagainya. Namun ternyata, semua yang saya rasakan dan yang terjadi setelah berada di Pondok...jauh berbeda dari apa yang saya fikirkan sebelumnya. Tidak semua santri memiliki kesadaran akan kewajibannya kepada Tuhan. Namun perlu diketahui ya para pembaca, "Kesadaran akan Kewajiban itulah yang akan di didik semasa santri bertinggal di pondok pesantren ."Catat....hihi
Tentu saja demikian, sebab setiap santri pasti memiliki latar belakang keluarga dan kehidupan yang berbeda sebelum berada di Pesantren, kepribadian berbeda, kebiasaan berbeda, bahkan alasan hingga santri tersebut bisa masuk ke Pesantren pun juga berbeda, ada yang karna dipaksa, terpaksa, kesadaran sendiri, ataupun keinginan yang kuat dari diri sendiri. Dan semua hal tersebut disatukan dan dibentuk dalam satu atap bernama pondok pesantren. Semua santri berproses membentuk dan mencari jati dirinya. Terutama pada santri yang sudah baligh menuju dewasa.
Proses dilalui, pengalaman demi pengalaman terlewati, serta nasehat dan motivasi yang ikut menyinggahilah yang akan membentuk bagaimana keadaan seseorang kedepannya.
Di Pesantren ini, santri bebas memilih kegiatan ekstrakurikuler yang diinginkannya dan boleh memilih lebih dari satu kegiatan, asal pandai dalam mengatur jadwal. Disinilah santri bisa mengasah kemampuannya dalam bidang apapun. Tak hanya sekedar menimba ilmu agama dan pengetahuan saja, namun juga mengembangkan keterampilan ataupun bakat yang ada. Selain itu Pesantren Teknologi Riau juga memberikan pengetahuan yang disertai praktek pada jam di luar sekolah yaitu dalam bidang teknologi komputer, otomotif dan pertanian.
Oke kita pindah cerita dari yang diatas. Saya sendiri memiliki berbagai kisah dan pengalaman, semuanya bertujuan melatih mental dan keistiqomahan agar tetap bertahan. Yang manis-manis dulu deh saya ceritain.
Sejak masuk ke Pesantren Teknologi Riau ini, saya sangat leluasa bisa mengekspresikan keinginan saya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang tentunya tidak hanya sekedar meraih ilmu Agama. Dari kecil saya menyukai seni, maka sejak di Pesantren inilah saya baru bisa mengembangkan dan mengekspresikan semua kecintaan terhadap seni tersebut. Pesantren Teknologi Riau memberi pengaruh besar bagi saya dalam mengembangkan hal tersebut, termasuk dalam hal tulisan. Pengalaman selama tiga tahun suka dan duka pun tidak sia-sia saya rasakan, semua cerita yang tersimpan dalam memory ingatan menjadi bahan ajar terhadap diri sendiri dan bahan yang bisa diceritakan suatu hari nanti untuk dapat diambil hikmahnya.
Di Pesantren Teknologi Riau, saya lumayan banyak mengikuti kegiatan. Mulai dari seni Suara, pada saat itu saya mengikuti kegiatan Nasyid yang dilatih oleh kakak-kakak kelas, Alhamdulillah sempat tim nasyid menjadi juara 2 dalam perlombaan Nasyid di Pesantren Bahrul ulum pada pada 2012 lalu. Kemudian di akhir-akhir tahun sebelum tamat sayapun sempat mengikuti pembelajaran Seni Tilawah Al-Qur'an yang Diajarkan langsung oleh Buya Mantiq, sungguh menyenangkan dan sempat menjadi juara 2 dalam lomba MTQ yang diadakan pada Perkemahan Penegak di Buluh Cina dan tim berhasil membawa pulang Piala juara umum pada saat itu. Selanjutnya seni Olahraga, saya memilih olahraga Badminton sebagai rutinitas sore yang diadakan tiap tiga kali seminggu, sempat juga mendapat juara 2 pada Pertandingan Bulu Tangkis Tunggal Putri pada acara Aksioma se-kota Pekanbaru. Juara 2 mulu', ya Allah gimana lagi kan ya... Belum rezeki... Hehe...Tapi MaasyaAllah, diberikan kesempatan oleh pihak sekolah MA Ummathan Wasathan dan dari Pihak Pondok untuk mengikuti perlombaan bulu tangkis tersebut saja, sudah sangat bersyukur rasanya. Alhamdulillah. Dan kegiatan yang paling sangat mengesankan ketika saya bertinggal di Pesantren yaitu seringnya saya keluar Pondok Pesantren untuk mengikuti Kegiatan PRAMUKA. Dengan seringnya saya mengikuti kegiatan Pramuka terutama pada kegiatan perkemahan, banyak pelajaran yang saya dapatkan. Saya banyak bertemu orang-orang dari berbagai sekolah. Selain itupun, tiap tahunnya Pondok Pesantren Teknologi Riau mengadakan kegiatan Gudep se-Riau dan para santri selalu diikut sertakan dalam kepanitiaannya. Banyak keceriaan dan wajah penuh semangat yang didapati tiap kegiatan tersebut.
Oke, itulah beberapa hal yang membuat saya merasa beruntung pernah bertinggal di Pondok Pesantren Teknologi Riau. Nah, kalau untuk cerita yang pahitnya juga banyak, hanya saja tak dapat saya ceritakan. Intinya, pengalaman-pengalaman pahit tersebut melatih mental agar lebih kuat. Dan adakalanya kita musti mengorbankan diri kita untuk menyelamatkan orang lain, asal itu tak keluar dari jalur Islam. Ada banyak kekecewaan juga sebab saya bukan tipe pembicara ataupun provokator yang bisa memberikan pengaruh positif kepada orang lain, itulah kelemahan yang terus saya latih. Sebab sangat disayangkan jika seseorang yang telah diberikan kelebihan dalam kepemimpinan dan provokator, namun digunakan pada hal yang tidak tepat dan banyak memberikan dampak negatif kepada oranglain.
Pesantren mengajarkan kebersamaan akan kekeluargaan, kepedulian terhadap sesama, sebagai sesama muslim "kita adalah satu tubuh", kalau yang satu anggota sakit , maka anggota yang lain pun juga ikutan sakit. Begitulah yang juga saya rasakan semasa di pesantren. Terkadang , hanya karna satu kesalahan yang dilakukan oleh satu orang, anggota lainnya pun ikut menanggung akibat dari kesalahan tersebut. Disini terdapat hikmah ya pembaca, seperti yang dijelaskan dalam surat Al-'ashr bahwa kita disuruh untuk "saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran". Maka harusnya, sebelum kesalahan itu terjadi, kita sebagai sesama muslimpun harus turut ikut andil untuk mengantisipasi hal tersebut.
Kadang-kadang, memberikan keteladanan dari hati yang tulus dalam kehidupan sehari-hari, itu lebih besar pengaruh positifnya terhadap orang lain dibandingkan harus berkoar-koar, apalagi sampai memaksa. Seperti yang telah dicontohkan Rasulullah Saw ketika awal menyebarkan agama Islam. Ia bermula dakwah secara tertutup dan memberikan contoh keteladanan yang baik sehingga orang-orang memberikannya gelar "Al-Amin" yakni orang yang dapat di percaya.
Alhamdulillah, hal-hal yang pernah saya alami selama di Pesantren menjadi pengalaman dan sumber wawasan yang sedikit demi sedikit dapat saya gali hikmahnya hingga kini.
Pada 2019 sayapun akhirnya menyelesaikan pendidikan S1 dengan predikat Mahasiswa terbaik 1 di STAI Diniyah Pekanbaru. Meski sempat kuliah tertunda karena tuntutan keluarga, Alhamdulillah pada akhirnya saya bisa menyelesaikannya secara mandiri. Kuliah sambil ngajar dan jualan, apa saja yang penting Halalan Thoyyibah, begitulah. Namun Semuanya juga Berkat orangtua, guru serta pihak-pihak yang tak dapat saya sebutkan. Terimakasih atas Doa-doanya.
Pada saat yang sama, saya juga telah menyelesaikan sebuah Novel berjudul "Kekasih Pilihan" yang dimuat dalam 2 buku, terdiri dari Part 1 dan Part 2. Dalam novel itupun, saya menyempilkan beberapa cerita santri dan "Pondok Pesantren Teknologi Riau" juga sebagai salah satu latar tempat yang saya ceritakan pada awal BAB dalam Novel tersebut.
Selain itu, Novel itupun berisi puisi berjudul "Kekasih Pilihan" yang telah dijadikan Single lagu perdana, di bawakan oleh salah satu tim nasyid Riau bernama @irfani_nasheed (lihat di Instagram).
Ingin tahu lagunya klik link berikut : https://youtu.be/S65HrdHjyw4
Dan ingin tahu Novelnya, ada di Instagram penulis @hayatun_sakinah
Silahkan klik : https://www.instagram.com/p/CLtSrDjJSEn/?utm_medium=copy_link
Yang kepo...boleh langsung hubungi lewat Instagram, terima kasih.Mohon maaf, endorse sedikit ye para pembaca...
Setelah kuliah, saya menikah dan sempat mengajar di salah satu SDIT. Namun sebab faktor kesehatan saya berhenti dan karena lagi hamil juga. Sekarang saya lebih berfokus pada pengembangan YouTube dan tulisan secara mandiri berkarya di rumah.
Nama YouTube : Ukhti Sakinah Channel
Silahkan klik : https://youtu.be/XSC32woXBLE
Atau : https://youtu.be/CosVGUptfxs
Jangan lupa subscribe ya, hehehe.
Oke, itulah cerita saya untuk website ini, terimakasih telah membaca dan semoga bermanfaat ya....Aamiin.
Salam ukhuwah untuk semua...
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarokatuh.
Allahuakbar
BalasHapus