Oleh: Wulan Elsa Safitri | Santri Kelas VIII MTs Ummatan Wasathan
Bulan Maret di tahun 2019 awal malapetaka muncul di Negara Indonesia yakni Covid- 19. Seluruh warga Indonesia gempar, takut, gelisah sebagian panik berbagai macam cara dilakukan misalnya berdiam diri dirumah, stok makanan pokok dan lain-lain. Bagi mereka yang beriman kepada Allah selalu tetap tenang dan sabar menghadapi ujian dari Allah. Bagi kami sebagai seorang santri ini adalah hal luar biasa karena kami yang biasa nya menuntut ilmu di madrasah, harus diliburkan dan tidak bisa melaksanakan proses belajar tatap muka, untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Kemudian kami masuk dalam fase baru yang disebut dalam istilah sekarang new normal belajar dengan cara daring ( dalam jaringan), namun tidak hanya sampai disitu, pembejaran secara daring tidak semudah seperti yang dibayangkan, banyak kendala didalam pelaksanaan nya, baik dari jaringan atau dari kami selaku santri menerima materi yang sangat tidak efektif menurut saya. Tapi apakan daya. Dari segi kami seorang santri yang dulu nya belajar penuh semangat kini mulai malas untuk belajar karena memakai gadget. Awalnya gadget untuk belajar namun akhir nya bosan datang dan beralih dengan bermain game dan sebagainya.
Pada tahun dimana masa-masa yang tidak terlupakan yakni sewaktu saya kelas 6 SD akibat dari covid 19 tahun pelajaran 2019-2020 ujian nasional dihapuskan, namun saya tetap bersemangat untuk menjadi yang terbaik tidak pernah menyerah pada keadaan covid, dan Alhamdulillah diakhir pendidikan saya di Sekolah Dasar mendapatkan hasil yang memuaskan cukup untuk membuat orang tua bangga.
Tamat dari sekolah dasar saya melanjutkan pendidikan di pondok Pesantren Teknologi Riau, dan dengan rasa syukur kepada Allah proses pembelajaran di pondok pesantren tetap seperti biasa dalam artian dilaksanakan dengan cara tatap muka, namun tetap dengan protokol kesehatan insya Allah terhindar dari musibah covid 19. Hidup mondok telah mengajari saya hidup mandiri jauh dari orang tua, saya jalani hari-hari di mondok dengan ikhlas karna sudah terniatkan dalam cita-cita saya berjihad dalam menuntut ilmu serta membahagiakan kedua orang tua saya, Insya Allah. Banyak hal yang saya dapatkan selama hidup mondok kemandirian, menghargai orang lain, dan saya sangat merasakan hidup mondok banyak menghilangkan sifat-sifat tercela dalam diri saya secara pribadi.
Rasa kebahagian selalu saya rasakan disaat mengingat orang tua saya memastikan saya untuk melanjutkan pendidikan mondok. Juga terlihat bahwa orang tua juga merasa senang selama saya hidup mondok, walau dalam menjalaninya awal- awal mondok sangat sulit itupun saya yakin orang tua juga berat melepaskan saya, tapi untuk cita –cita mulia semua akan dilewati.
Semoga Allah mudahkan jalan saya dan kami semua dalam menuntut ilmu di Pesantren Terknologi Riau. Selama covid-19 masih ada kami di pesantren tidak bisa pulang dan tidak bisa bertemu dengan orang tua. Sulit untuk kami semua melewati rasa kerinduan pada keluarga. Kami sesama teman di pesantren saling menguatkan jika ada sahabat yang sedang beresedih. Semoga wabah ini cepat berlalu, namun saya tetap dalam prinsip hidup saya yakni Never down.
Tidak ada komentar: