Jaisy Alifah Dayana - Alumni MA. Ummatan Wasathan PTR Angkatan XVI
Gelar menjadi santri melekat pada diri saya semenjak saya meyakinkan diri bahwa saya siap dengan kosekwensi yang saya rasakan, yakni hidup sederhana dan kental dengan nuansa kemandirian. Padahal saat itu adalah saat sedang ingin bebas dalam segala hal dan hidup dimana dekat dengan orang tua dan keluarga. Didalam tulisan ini, saya ingin menyampaikan sedikit pengalaman cerita tentang perjalanan hidup saya selama tiga tahun di PPTR. Alasan pertama buat artikel ini awalnya memang tugas dari sekolah, bahkan terbesit rasa malas untuk memulai. Namun kali ini entah kenapa rasanya saya berpikir “ sepertinya asyik tulisan sendiri bisa dibaca banyak orang malah mungkin menginspirasi beberapa orang”. Maka dari itu saya berniat untuk menulis ini dan berharap banyak pembaca nya nantinya.
Enam tahun telah berlalu, dua kali nyantri bukanlah tantangan yang ringan,berat, bahkan sungguh berat. Sebelumnya saya mondok tiga tahun di Pondok Modern Diniyah Putri, lalu dengan berbagai alasan setelah itu saya melanjutkan pendidikan di Pesantren Teknologi Riau tiga tahun lamanya. Berbagai macam kejadian berbagai macam insan telah saya telusuri. Bermacam macam karakter saya coba untuk memahami. Kali ini semua telah selesai. Namun saya sadar ini adalah awal dari perjalanan yang sebenarnya. Bagaikan ujian nasional, nyantri menurut saya adalah simulasi nya dan setelah lulus barulah ujian yang sebenarnya akan menghampiri dan wajib dihadapi.
Awal masuk PPTR masih belum terbiasa dengan peraturan nya. Maklum di pesantren sebelumnya peraturan,disiplin bahkan senioritas sama sekali longgardan santai. Jauh berbeda di PPTR yang masih lebih terorganisir dan teratur. Rasa kecil hati dan tidak betah pasti sering ku alami awalnya. Bahkan angkatan sendiri kadang susah untuk beradaptasi dengan kehendak hati.
Saya sadar nilai saya tidaklah seberapa, Masuk di jurusan MIPA bukanlah impian saya awalnya. Tapi entah kenapa hasil interview pas awal masuk menunjukkan kalau saya pantas di MIPA. Kalau soal pelajaran favorit memang dari kedua jurusan tidak ada peminatannya yang saya minati. Karna saya kurang suka eksak juga ilmu sejarah. Kurang mahir menghitung bahkan menghafal. Pelajaran favorit adalah bahasa. Tidak tahu kenapa semenjak MTs memng suka dengan bahasa asing. Dan Alhamdulillah dapat amanah berada di bagian bahasa dan informasi dalam organisasi santri atau biasa disingkat organisasi santri.
Tiga tahun memiliki kisah yang berbeda beda. Ditahun pertama karna masih junior rasanya cukup berat. Terutama soal hal yang berbau senioritas atau sistem kakel adkel. Itu cukup berat bagi saya. Dimana saya masih baru dan masih asing dengan sistem dan kebiasaan disini. Tahun kedua setelah mengenal bagaimana sistem keseharian di pondok saya mulai terbiasa .Namun, keasyikan dengan keterbiasaan saya mulai lupa dengan peraturan dan mulai mengalami beberapa permasalahan serta hukuman. Sebenarnya tidak menunggu tahun kedua, di tahun pertama saya sudah terlibat dalam beberapa kasus. Naudzubillah .
Namun, saya selalu belajar dari pengalaman. Karna pengalaman adalah guru yang terbaik, saya memang kurang di proses pembelajaran visual dan auditorial. Dibilang kinestetik juga tidak karna saya cukup mageran alias pemalas, namun saya tau setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Saya yakin segala yg terjadi baik positif dan negatif akan menjadi pembelajaran untuk masa depan saya.
Wisuda Santri Pesantren Teknologi Riau Agkatan XVI
Saya merasa di tahun
ketiga lah, saya mulai menjalani proses pendewasaan diri dan mengambil
pelajaran yang saya alami 2 tahun lamanya. Setelah menerima amanah untuk
menjadi bagian bahasa dan informasi dalam Organisasi Santri, saya mulai merasa
dimana jati diri saya yang sebenarnya. Apa minat dan bakat saya serta
kekurangan dan kelebihan saya.
Alhamdulillah, setelah mengalami diskusi panjang, proses izin yang cukup berat dan mengharukan, saya menjalani tes untuk beasiswa Kuntum dan puji syukur kepada allah hasil nya 100% lulus. Sekarang sedang menunggu informasai keberangkatan. Berat awalnya mendengar bahwa setahun bakalan tidak bertatap muka dengan keluarga. Hufffttt berat sekali memikirkannya. Sempat down setiap mikirin bakalan padat banget jawdal disana. Sanggupkah? Entahlah semua soal waktu. Karna saya yakinhidayah allah selalu senantiasa berada pada hamba-ny yang berprasangka baik dan mau berusaha.
Jaisy mohon doanya agar bisa istiqomah untuk kedepannya. Semoga bisa membawa bekal dunia akhirat. Serta mambanggakan kedua orang tua. Impian terbesar adalah memberikan mahkota untuk kedua orang tua di surga kelak. Semoga tercapai. Amin ya rabbal alamin....Sekian dari saya. Semoga bermanfaat...

Subhanallah.. Perjalanan yang Luar biasa kaka Jaisy.. Do'a Bu Hayat selalu yg terbaik untukmu.. tetaplah Selalu Istiqomah di Jalan Allah..
BalasHapusSukses Dunia Akhirat ya Cantik...
Aamiin..
Subahanallah ci doa yg terbaik buat jaisy semoga sukses kedepannya dan tetap berada di jalan allah ya .....suksess trus adek kuu aamiin
BalasHapus