Intan Sry Rezeky (Santri Kelas X IS) |
Dikamar, saya mulai berkenalan
dengan teman-teman dari berbagai daerah, kawan baru membawa nuansa baru bagi
pribadi saya. serta melakukan aktivitas yang dilakukan hampir secara
keseluruhan bersama, dari sini saya banyak belajar tentang kehidupan dan
memahami arti kekeluargaan. Apalagi ketika saya dan teman saya melanggar
peraturan yang ada seperti, terlambat ke masjid, tidak memakai bahasa, tidak
hadir ekstrakurikuler dan sebagainya. Tentunya setiap kesalahan yang telah
diperbuat ada sanksi/ balasan nya seperti, hafalan qur'an/ hadist, bersih-bersih dan
sebagainya. Nah, disaat seperti itu saya selalu mengeluh letih. Tapi, semua peraturan yang ada
memang harus dipatuhi untuk melatih kedisiplinan pada diri santri. Dengan
aktivitas yang benar-benar tertata rapi tanpa waktu luang yang sia-sia.
Illustrasi |
Saya suka berkeluh kesah kepada
wali kelas saya. Mulai dari yang senang hingga yang sedih. Ustadzah saya tidak
pernah bosan mendengarkan semua hal yang saya ceritakan. Beliau selalu memberi
nasehat jika saya salah, memberi motivasi jika keinginan belajar melemah, dan
beliau tidak henti-hentinya mendukung setiap hal positif yang ingin saya
laksanakan. Beliau benar-benar seperti ibu kedua bagi saya. Beliau mendampingi
serta mendidik saya dan teman-teman agar menjadi anak-anak yang berkarakter
baik, beriman, bertawaqal, mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi, menguasai
keahlian life skill menjadi bekal untuk hidup mandiri dimasa depan. Tak pernah
terlupakan ustazah-ustazah memberikan
kasih sayang yang tulus sebagai orang tua serta mengangap saya dan teman-teman sebagai anak beliau sendiri yang harus beliau
jaga dan dampingi dalam mencari ilmu yang kami butuhkan untuk kehidupan ini.
Alhamdulillah,
Tak terasa ini sudah hampir masuk tahun ke lima, saya mencari ilmu di Pesantren Teknologi Riau.
Benar-benar banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapat. Saya bangga menjadi seorang santri.
Tetapi jangan hanya bangga menjadi
santri, Jadilah santri yang dapat dibanggakan. Yang bisa membuat orang tua, guru,
kiai, saudara-saudara bangga terhadap kita. Ibadah yang terjaga, ilmu agama
yang paling utama, serta memiliki banyak teman dari berbagai daerah yang sudah
dianggap seperti saudara. Dipondok dilatih memiliki jiwa kepemimpinan, Siap
memperbaiki dan siap diperbaiki merupakan sebuah sikap mentalitas yang harus
ditumbuhkan dan dijaga. Orang hebat melahirkan beberapa karya bermutu.
Tapi,guru yang bermutu melahirkan ribuan orang-orang yang hebat. |Oleh : Intan Sry Rezeky
(Santri Kelas X IS MA Ummatan Wasathan)
Ustadzahku Ibuku
Reviewed by MA. Ummatan Wasathan PTR
on
Juli 07, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: