Dikejar dia lari,
dikala siang datang dia menghilang, saat gelap menjelang dia datang, bagai
fatamorgana kehidupan itulah dunia, tak ada yang bisa di pertahankan dari
kehidupan dunia, yang bodoh bisa menjadi pintar, yang miskin bisa berobah kaya, yang terhina bisa terlihat mulia, semua
berjalan sesuai kodratnya yang telah ditentukan sang kholik. Manusia hanya
dituntut untuk ber ihktiar atas dasar percaya kepada rukun iman. Namun yang
mempunyai keputusan adalah Allah, bukan bearti manusia berusaha dan bekerja keras
itu adalah menantang takdir Allah. Namun itu adalah bentuk dari pengadian dan
penghambaan manusia kepada Allah, semua memang sudah ditakdirkan oleh Allah namun
manusia tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, itulah rahasia Allah.
Setiap manusia tentu sudah ada takdirnya namun manusia tidak pernah tahu apa
yang menjadi takdirnya, disitulah bentuk dari kasab manusai mengejar takdirnya.
Diharamkan bagi kita hanya menunggu takdir, dengan beranggapan kalau lah Allah
memang redo kepada saya maka saya akan menjadi kaya atau menjadi cerdas atau
yang sedang sakit akan sehat tanpa berobat, karna Allah telah tetapkan takdir kita. Maka
disitulah letak dosa manusia yang di beri akal tidak mau menggunakan akal
dengan baik untuk mencari redho Allah.
Sepatu bot yang identik
dalam kehidupan kumuh di lingkungan pendidikan, pemandangan ini menjadi cerita
dalam kisah bahwa sepatu yang kumuh itu tidak selalu identik dalam kekumuhan
sakarang dia berada dalam dunia mulia yakni dunia pendidikan pesantren,
kemulian itu bukan terlahir dari
penampilan rapi dan berdasi namun sebaliknya kekumuhan dari pandangan manusia belum tentu kumuh dipandangan
Allah. Berawal dari tanpa pengakuan dari
orang banyak, malah selalu mendapat
cibiran dan hinaan dari orang. Dari situ
pula dia memulai mengejar takdirnya, ingin membuktikan usaha itu selalu membawa
impian terang bagi yang bersungguh-sungguh.
Bagi dunia pendidkan
ataupun suatu lembaga maupun organisasi, siapa saja yang berkecimpung disana
semua nya mempunyai arti penting dari yang berdasi rapi sampai yang bersepatu
bot kumuh ataupun mereka yang sehari-harinya berteman asap, semua menjadi orang
nomor satu, kenapa demikian? Setiap mereka mempunyai peran masing-masing untuk
menjalankan roda kehidupan dalam dunia pendidikan. Diantara mereka kalau ada
yang tersendat maka roda kehidupan dalam pendidikan juga akan tersendat.
Bermisal dalam lingkungan pendidikan orang yang notabenenya bersepatu kumuh
tidak bekerja tentunya akan lingkungan pendidikan tidak akan kondusif karna
disana- sini terlihat sampah yang berserakan, ataupun orang yang bergelimang
asap sehari-harinya dalam dunia pendidikan yanag tidak bekerja semestinya juag
akan menyebabkan terganggunya proses pendidikan karna pelayanan kosumsi tak berjalan
smestinya.
Disini penulis
menyampaikan pesan penting bagi siapa saja yang membacanya, bahwa setiap insan
mempunyai perannya masing-masing dalam panggung kehidupan ini, tidak boleh
merendahkan seseroang walaupun dia dalam posisi terbawah namun pasti dia tetap
mempunyai peranan penting dari suatu pekerjaan itu, kadang kala keadaan
itu semua bisa berbalik dari mereka
bekerja sebagai bawahan akan menjadi atasan, itu bukan hal yang mustahil karna
Allah yang punya kuasa sebagai dalang panggung kehidupan ini.banyak contoh yang
telah nyata didunia meraka yang dulu terhina kini termuliakan karna kuasa
allah.
Menjadi pemimpin
memang bukan hal yang mudah banyak hal
yang harus dipikirkan. Kadang kala merencanakan hal yang tak terpikirkan oleh
bawahan. Untuk kemajuan suatu lembaga yang ia pimpin. Namun tak jarang kita
menemui dalam kehidupan nyataada pemimpin
yang mendahuluan amrahnya dari pakai akal sehat, setiap kesalahan dari
pekerjaan bawahan selalu di sambut dengan solusi amarah disertai caci maki
tanpa mendengar alas an ataupun mendengar alasan tapi tak pernah mau
membenarkan alasan bawahan, walau pun selalu bawahan salah dalam pekerjaan
tidak ada solusi Iain disamping memarahi, memaki dan mencela.bukankah
Rasulullah juga seorang pemimpin diwaktu sahabat melakukan kekhilafan
rasullulah tidak mencela dan tidak memaki.
Sepatu bot kumuh memang
identik dengan mereka yang kerja dalam kubangan kumuh, membersihkan yang kotor,
menjaga yang bersih agar tetap terlihat nyaman, bukankah itu juga sudah takdir
tuhan bahwa mereka bekerja mencari rezeki dengan jalan yang telah ditentukan
Allah. Apakah itu hina, menurut penulis mereka lah tempat kita belajar, tanpa
mengenal gengsi dan malu mencari rezeki. Mereka lah pendidik yang seutuhnya,
membuat orang nyaman dan menjaga tetap bersih dari segala sampah. Tanpa rasa
malu diwaktu orang berpakaian rapi mereka tetap bersepatu bot kumuh. Untuk
membuat semua orang nyaman.
Banyak kita temui
mereka yang berposisi sebagai pemimpin tidak mencerminkan seorang pendidik,
karna kurang kesadaran mendidik bawahan dengan baik, misalnya pemimpin yang
selalu perintah keluar dari mulutnya namun tak pernah mengajarkan atau
mencontohkan apa yang harus dilakukan, hanya yang salah selalu terlihat salah
dan pantas dipersalahkan. Apalagi dalam dunia pendidikan bukankah apa yang kita
dengar, kita lihat, kita rasakan itu adalah pendidikan.kalau lah pepimpin tidak
mencontah kan ketauladanan yang benar, maka susah bagi bawahan mengikuti apa
yang dikehendaki oleh pimpinan.bahkah berimbas kepada ketidak suksesan pemimpin
dalam menjalankan visi dan misinya.
Penulis bukan juga
seorang yang tidak luput dari salah dan khilaf namun paling tidak penulis
mengajak kita semua untuk menyadari untuk apa kita ada dan kemana kita akan
kembali, sebelum semua terjadi apa yang harus kita wariskan dari kepemimpan
kita. Semua pasti dicatat oleh sejarah.semoga kita semua menjadi lebih baik
memandang masa depan yang lebih cerah. Aamiin
Allahu`alam bi sawaf. (Oleh: Alkurdi Samad, M.Pd.I)
Sepatu Bot Kumuh Mengejar Takdir
Reviewed by MA. Ummatan Wasathan PTR
on
Mei 04, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: